Kamis, 05 Juni 2008

"GAUL" ADA UNTUK RAKYAT NTT

KUPANG, CF--Meninggalkan Kabupaten Manggarai dengan nama dan jasa yang sulit terlupakan, Drs. Gaspar P Ehok diangkat menjadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Nusa Tenggara Timur (NTT). Di instansi ini, dia mengukir prestasi. Pendapatan NTT di bawah kepemimpinannya naik dari Rp 15 miliar menjadi Rp 95 miliar. Hal ini membuktikan bahwa Gaspar Ehok adalah sosok pemimpin kerja keras, berprestasi, sudah memberi sumbangsih nyata untuk NTT.
Hal ini diungkapkan Drs. Thertius Kalendonu di Kokor Bauraja, Desa Levokisu, Kecamatan Alor Barat Laut-Alor, Rabu (4/6/2008). Mantan Sekab Alor dan anggota DPRD NTT ini berada di Levokisu untuk berkampanye 'menjual' paket Gaul sebagai figur yang layak memimpin NTT lima tahun ke depan. Kemarin, selain berkampanye di Levokisu, paket Gaul berkampanye di Hotel Adhi Dharma-Kalabahi.
Tampil bersama jurkam lainnya, Mochtar Nampira, Julius Kaat, Aris Wahjudi, Christian Brichmar; Kalendonu memberi kesaksian tentang paket Gaul sebagai figur yang tegas dan bersih dari KKN.
"Sosok pemimpin seperti Gaspar Ehok inilah yang dibutuhkan NTT saat ini. Pemimpin yang kreatif meningkatkan pendapatan daerah. Jadi, kalau Gaspar Ehok maju menjadi calon Gubernur NTT bukan untuk bereksperimen lagi, tetapi mau melanjutkan apa yang sudah dibuatnya untuk NTT. Karena itu rakyat Alor harus mendukungnya," ujar Kalendonu.
Kalendonu menyatakan, dirinya bersama tim lainnya di Alor memperjuangkan paket Gaul untuk memimpin propinsi ini karena sudah mengenal betul sosok Gaspar Ehok sebagai figur yang dikagumi masyarakat. Gaspar Ehok, katanya, berhasil memimpin Manggarai selama 10 tahun dengan membuka isolasi di daerah itu dengan dana yang diperjuangkannya sendiri melalui lobi-lobi bukan melalui APBD yang terbatas.
"Selama saya bertugas di Inspektorat NTT, tidak pernah mendengar Gaspar Ehok berurusan dengan hukum karena KKN. Saya juga dengar sendiri ada uskup yang mengatakan Pak Gaspar itu sosok pemimpin pancasilais karena dalam menjalankan tugas selalu mengedepankan nilai-nilai Pancasila," tegasnya.
Kalendonu mengaku mengagumi Gaspar Ehok karena memiliki kapabilitas kepemimpinan yang luar biasa, selain jujur, cerdas, berwawasan dan kapabilitas. "Kapabilitas ini ditunjukkannya saat menjadi Kepala Dispenda NTT dengan berhasil meningkatkan PAD NTT dari 90 persen jadi 100 persen lebih. Ini kenyataan," ujarnya.
Menurutnya, menjadi pemimpin itu harus pandai memanage uang agar sampai di masyarakat. "Kalau kita tidak jujur, uang tak bakal sampai di masyarakat," katanya.
Soal figur Yulius Bobo, Kalendonu menyebutnya sebagai usahawan yang mampu menerjemahkan program pemberdayaan masyarakat di NTT. Paket Gaul, kata Kalendonu, sudah komit memperhatikan masyarakat dan kader di Alor yang selama ini selalu terpinggirkan.
Kalendonu juga menyebut empat program Gaul yang akan dilaksanakan jika terpilih menjadi Gubernur NTT yakni menata birokrasi, pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Dia meminta masyarakat agar jangan terlena dengan kampanye pendidikan dan kesehatan gratis karena itu merupakan program pemerintah umumnya. Namun paket Gaul, katanya, akan menyajikan program nyata antara lain pemberantasan korupsi karena berkaitan dengan mental. "Saya ajak masyarakat Alor dan NTT umumnya untuk kompak coblos Nomor 2 paket Gaul, 14 Juni 2008, karena sudah terbukti berhasil," tegasnya.

Di SoE

Sebelumnya, paket Gaul berkampanye di Lapangan Puspenmas SoE-TTS, Selasa (3/6/2008) sore. Dalam orasinya, Calon Gubernur NTT, Drs. Gaspar P Ehok, mengatakan, berbagai persoalan kemiskinan, keterisolasian, kekurangan pangan, sandang dan kebodohon terjadi di NTT karena masalah ekonomi yang dialami masyarakat. Untuk itu, katanya, jika ingin membangun dan memajukan NTT harus terlebih dahulu menuntaskan masalah ekonomi dengan memberi peran lebih kepada sektor swasta.
"Jangan bicara persoalan kemiskinan, pangan, sandang, kesehatan dan pendidikan, jika ekonomi rakyat tidak diperhatikan. Tak ada artinya kita membangun berbagai sarana dan program pengentasan kemiskinan bila masalah ekonomi rakyat tidak diprioritaskan. Jika Gaul terpilih, masalah ekonomi rakyat NTT menjadi prioritas penanganan," ujar Gaspar Ehok di hadapan ribuan simpatisannya.
"Paket Gaul merupakan perpaduan pasangan birokrat-swasta dan sangat memahami apa yang dibutuhkan masyarakat. Untuk urusan birokrat, saya tidak perlu diragukan lagi. Begitupun Julius Bobo merupakan pengusaha muda yang sukses dibidang swasta dan cukup tahu bagaimana memperbaiki perekonomian masyarakat," jelasnya.
Sementara Julius Bobo mengingatkan pihak swasta harus bersatu mendukungnya. Apalagi, katanya, baru pertama kali orang swasta diberikan kepercayaan maju sebagai calon Wakil Gubernur NTT. "Sektor swasta jangan mau diremehkan karena memiliki kekuatan riil menentukan kemajuan di NTT," tegasnya.

Senin, 02 Juni 2008

Badai Berlalu, Gaul Maafkan Lawan Politik

KUPANG, CF -- Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT dari Koalisi Abdi Flobamora, Drs. Gaspar Parang Ehok-Julius Bobo, SE, MM (Paket Gaul) memaafkan lawan-lawan politiknya yang selama ini berusaha menjegal, menghadang, menyakiti, dan 'menyandera' agar paket ini terkapar tidak mengikuti Pilgub NTT. Kini, badai itu telah berlalu dan setelah dua tahun berada di tengah-tengah rakyat NTT, paket Gaul berkomitmen menggalang kebersamaan dan persaudaraan untuk menjadikan Flobamorata menjadi NTT MAS (Makmur, Adil, dan Sejahtera).Gaspar Ehok menyatakan sikapnya ini saat berkampanye di Arena Promosi Kerajinan Rakyat Fatululi-Kota Kupang, Sabtu (31/5/2008). Di hadapan ribuan simpatisan dan pendukungnya, Gaspar mengatakan, ada upaya dari lawan-lawan politik untuk menjegal dirinya dan Julius Bobo."Semua masyarakat NTT tahu bahwa ada upaya-upaya melalui kekuasaan dan uang untuk menjegal paket Gaul. Ada ketakutan kalau paket Gaul maju karena figurnya bersih dari KKN, jujur dan tegas dalam memimpin. Tapi, penjegalan itu ada nilai positifnya juga. Mungkin itu cobaan dan jalan yang harus dilalui untuk 'membesarkan' paket Gaul," ujar Gaspar.Gaspar menyebut salah satu contoh upaya penjegalan itu. Pada tahap pendaftaran di KPUD NTT, katanya, paket Gaul sudah memenuhi syarat tetapi dikerjakan sedemikian rupa sehingga saat penelitian tahap pertama tinggal satu kursi yang sah. "Tetapi dari tempat ini saya tegaskan, Gaul memaafkan semua mereka yang berupaya menjegal kami itu," ujar Gaspar disambut tepuk tangan para pendukungnya.Menurut Gaspar, sikap memaafkan lawan politiknya ini juga karena pertimbangan memrioritaskan pelbagai persoalan mendasar yang dirasakan sebagian besar rakyat NTT saat ini. Dari dua tahun berada di tengah-tengah rakyat, kata Gaspar, ia akhirnya memahami masyarakat NTT masih hidup dalam kemelaratan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Dan semua ini, katanya, luput dari perhatian pemerintah dan tidak memberi solusi yang tepat.Karena itu, Gaspar menegaskan, pihaknya akan menata ulang sistem ekonomi dengan lebih melibatkan peran sektor swasta. Gaspar mengatakan, selama ini sektor swasta dilihat sebelah mata, padahal potensi dan sumbangan mereka untuk perekonomian NTT tergolong tinggi."Gubernur NTT harus tahu persoalan NTT dan untuk apa ia dipanggil. Kalau kami dipercayakan memimpin NTT, kami akan tata ulang ekonomi kita. Pihak swasta yang selama ini dilihat sebelah mata harus diberi peran yang lebih untuk memajukan ekonomi rakyat. Selain itu, merombak dan menata birokrasi untuk mengembalikan citranya sebagai pelayan masyarakat. Kita beri tempat kepada PNS yang berprestasi dan ahli di bidangnya," tegas Gaspar.Penegasan serupa disampaikan Julius Bobo. Berdasarkan pengalamannya, Julius Bobo memotivasi kalangan swasta untuk tidak berkecil hati di tengah persaingan dan kesulitan hidup saat ini.Jurkam lainnya, Ketua Koalisi Abdi Flobamora, John Dekresano mengritik rencana pendidikan gratis oleh calon lainnya. Dekresano mengaku tahu persis kondisi keuangan dalam APBD NTT sehingga menurutnya tidak mungkin program itu bisa terlaksana. "APBD kita hanya Rp 1,150 triliun. Dari jumlah ini, sekitar 51 persen dipakai untuk biaya langsung, yakni gaji pegawai dan biaya rutin lainnya. Sisanya sekitar Rp 500 miliar dianggarkan untuk banyak kepentingan. Jadi, menurut saya, hal yang tidak mungkin kalau pendidikan gratis diberlakukan bagi anak-anak didik di NTT," jelasnya sambil menambahkan, kewenangan kebijakan ini juga tidak pada gubernur melainkan pada bupati/walikota. "Jadi, materi kampanye ini cocok untuk menjadi bupati/walikota, bukan gubernur karena bukan porsinya," tambahnya.

Bukan pilih atlet tinju

John Dekresano juga menanggapi pelbagai penilaian miring terhadap paket Gaul sebagai kandidat tua. "Kalau ada calon yang muda, itu hanya umurnya saja. Untuk apa pilih yang muda kalau dia tidak berprestasi. Untuk apa pilih yang muda kalau dia biasa-biasa saja. Gaul sudah berpengalaman memimpin dan rakyat NTT sudah menikmati hasil dari kepemimpinannya selama menjadi birokrat," tegas Dekresano.Jurkam lainnya, Elias Ludji Pau mengatakan, "Pilgub bukan untuk memilih atlet tinju. Kalau untuk atlet tinju, kita pilih yang muda. Pilgub NTT ini untuk memilih pemimpin yang bisa menakhodai NTT ke arah yang lebih baik. Dan, kriteria ini ada pada paket Gaul." Gaspar Ehok, diakui Ludji Pau, adalah sosok pemimpin yang tegas, cerdas, mengambil keputusan yang tepat pada setiap momen. Tak pernah berurusan dengan pihak berwajib karena KKN. Pada saat menjabat Kadispenda NTT, Gaspar Ehok mengembalikan sebuah mobil dinas mewah kepada Gubernur NTT meski mobil itu didapat karena prestasinya memimpin Dispenda NTT. Ini contoh pemimpin yang jujur. Mengembalikan apa yang bukan haknya. Dan, sosok Gaspar Ehok ini sangat cocok untuk pimpin NTT lima tahun ke depan. Kini, di NTT banyak maling, dan ini yang Gaul bersihkan nanti," ujar Ludji Pau.Jurkam Drs. Daniel Hurek menggarisbawahi pilihan PKB NTT terhadap paket Gaul karena dinilai mampu untuk mengatasi pelbagai 'penyakit' NTT saat ini seperti kemiskinan, gizi buruk, korupsi, ketertinggalan dan sebagainya.Alasan lainnya, kata Hurek, paket Gaul adalah figur bersih KKN, tegas, cerdas, jujur, berpengalaman, tahu memanage NTT lima tahun ke depan. "Saya tak pernah dengar Pak Gaspar berurusan dengan polisi karena curi uang rakyat. Saya tak pernah dengar Pak Gaspar bawa uang kantor ke rumah untuk kepentingan pribadi. Bahkan disebut-sebut KKN pun tak pernah. Singkatnya, Pak Gaspar dan Julius Bobo tak punya catatan buruk. Pemimpin seperti ini yang dibutuhkan NTT saat ini," tegas Hurek.Hurek juga mengingatkan pendukung Gaul agar mengawal proses pilgub terutama pada masa rawan usai pencoblosan, 14 Juni 2008. "Jangan hanya pergi coblos Gaul, tetapi kawal hasilnya selama perhitungan di TPS sampai di kelurahan/desa/kecamatan," ujarnya.

Atoin Meto

Jurkam Stanis Tefa, S.H, menyayangkan orang yang mengklaim dirinya Atoin Meto baru pada masa Pilgub NTT ini. "Pada saat atoin meto menderita, didera banyak masalah, tak ada yang memperhatikan. Kini, baru pada saat Pilgub NTT, ada yang turun ke desa menyebut diri atoin meto. Rakyat NTT sudah pintar dan sudah tahu siapa pemimpin yang dipilihnya," tegas Stanis.Kampanye paket Gaul ini dimeriahkan artis nasional, Margareth Mama Mia, Mama Saida dan Mama Dian dari Gaul Center Jakarta. Margareth tampil memukau dengan beberapa lagunya. Ia juga meriakkan yel-yel GAUL (Gubernur Anda Untuk Lima tahun) dan PILGUB (Pilih Gaspar dan Yulius Bobo). Margareth meminta simpatisan yang hadir mendukung dan memilih paket Gaul pada saat pencoblosan, 14 Juni 2008.Selama kampanye, pimpinan lima partai pengusung paket Gaul, Melky Ndarang (PNBK), Daniel Hurek (PKB), John Dekresano (PPDI), Stanis Tefa (Partai Pelopor), dan Piet Etidena (PKPI), juga tak henti-hentinya membakar emosi para pendukung untuk memilih paket Gaul pada 14 Juni 2008. Selain mereka, tim sukses dari Gaul Center seperti dr. Herman Man ikut membakar emosi warga untuk memenangkan paket Gaul. "Pada saat berada di bilik suara 14 Juni 2008 nanti, buka kertas suara baik-baik. Beri senyumanmu kepada yang nomor satu. Minta permisi baik- baik sebelum menatap gambar calon nomor dua (Gaul). Di nomor dua ini tataplah calon pilihan Anda itu dan coblos (lubangi) mulutnya dengan paku. Sebab, dari mulut itu nanti akan keluar kebijakan-kebijakan untuk membawa Flobamorata ini menuju NTT MAS. Sesudah mencoblos gambar nomor dua, sapalah tetangga Gaul yang berada di nomor tiga dan katakanlah padanya, "Maaf, kami sudah punya pilihan," pesan Melky Ndarang, jurkam PNBK dan Gaul Center.Sementara jurkamnas sebagaimana disampaikan Herman Man di Gaul Center, Jumat (30/5/2008) seperti Zannuba AC Wahid, MPA (Yeni Wahid), Eros Djarot, Meutia Hatta Swasono, H Mentik Budiwiyono, Drs. Muhyidin Arubusman, Yoseph Willem Lea Wea, Eko Suryo Santjojo, S.H, BI, Ir. Ristiyanto, Sulfan Linda, Semuel Samson dan Alberth Banunaek tidak terlihat pada kampanye ini. Para jurkamnas ini akan tampil pada kampanye penutupan paket Gaul di Waikabubak, Sumba Barat, Sabtu (7/6/2008), bersama artis Margareth Mama Mia dari Gaul Center-Jakarta.Mulai Sabtu (31/5/2008), paket Gaul berkampanye pada zona satu dimulai dari Kota Kupang menyusul Belu (Atambua, Betun), TTU (Kefamenanu, Eban), SoE, Kabupaten Kupang (Takari, Oesao), Alor (Kalabahi, Alor Kecil) dan Rote Ndao. Kampanye pada zona satu ini berlangsung hingga Rabu (4/6/2008).

Kompas.Com - Nasional