Senin, 02 Juni 2008

Badai Berlalu, Gaul Maafkan Lawan Politik

KUPANG, CF -- Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT dari Koalisi Abdi Flobamora, Drs. Gaspar Parang Ehok-Julius Bobo, SE, MM (Paket Gaul) memaafkan lawan-lawan politiknya yang selama ini berusaha menjegal, menghadang, menyakiti, dan 'menyandera' agar paket ini terkapar tidak mengikuti Pilgub NTT. Kini, badai itu telah berlalu dan setelah dua tahun berada di tengah-tengah rakyat NTT, paket Gaul berkomitmen menggalang kebersamaan dan persaudaraan untuk menjadikan Flobamorata menjadi NTT MAS (Makmur, Adil, dan Sejahtera).Gaspar Ehok menyatakan sikapnya ini saat berkampanye di Arena Promosi Kerajinan Rakyat Fatululi-Kota Kupang, Sabtu (31/5/2008). Di hadapan ribuan simpatisan dan pendukungnya, Gaspar mengatakan, ada upaya dari lawan-lawan politik untuk menjegal dirinya dan Julius Bobo."Semua masyarakat NTT tahu bahwa ada upaya-upaya melalui kekuasaan dan uang untuk menjegal paket Gaul. Ada ketakutan kalau paket Gaul maju karena figurnya bersih dari KKN, jujur dan tegas dalam memimpin. Tapi, penjegalan itu ada nilai positifnya juga. Mungkin itu cobaan dan jalan yang harus dilalui untuk 'membesarkan' paket Gaul," ujar Gaspar.Gaspar menyebut salah satu contoh upaya penjegalan itu. Pada tahap pendaftaran di KPUD NTT, katanya, paket Gaul sudah memenuhi syarat tetapi dikerjakan sedemikian rupa sehingga saat penelitian tahap pertama tinggal satu kursi yang sah. "Tetapi dari tempat ini saya tegaskan, Gaul memaafkan semua mereka yang berupaya menjegal kami itu," ujar Gaspar disambut tepuk tangan para pendukungnya.Menurut Gaspar, sikap memaafkan lawan politiknya ini juga karena pertimbangan memrioritaskan pelbagai persoalan mendasar yang dirasakan sebagian besar rakyat NTT saat ini. Dari dua tahun berada di tengah-tengah rakyat, kata Gaspar, ia akhirnya memahami masyarakat NTT masih hidup dalam kemelaratan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Dan semua ini, katanya, luput dari perhatian pemerintah dan tidak memberi solusi yang tepat.Karena itu, Gaspar menegaskan, pihaknya akan menata ulang sistem ekonomi dengan lebih melibatkan peran sektor swasta. Gaspar mengatakan, selama ini sektor swasta dilihat sebelah mata, padahal potensi dan sumbangan mereka untuk perekonomian NTT tergolong tinggi."Gubernur NTT harus tahu persoalan NTT dan untuk apa ia dipanggil. Kalau kami dipercayakan memimpin NTT, kami akan tata ulang ekonomi kita. Pihak swasta yang selama ini dilihat sebelah mata harus diberi peran yang lebih untuk memajukan ekonomi rakyat. Selain itu, merombak dan menata birokrasi untuk mengembalikan citranya sebagai pelayan masyarakat. Kita beri tempat kepada PNS yang berprestasi dan ahli di bidangnya," tegas Gaspar.Penegasan serupa disampaikan Julius Bobo. Berdasarkan pengalamannya, Julius Bobo memotivasi kalangan swasta untuk tidak berkecil hati di tengah persaingan dan kesulitan hidup saat ini.Jurkam lainnya, Ketua Koalisi Abdi Flobamora, John Dekresano mengritik rencana pendidikan gratis oleh calon lainnya. Dekresano mengaku tahu persis kondisi keuangan dalam APBD NTT sehingga menurutnya tidak mungkin program itu bisa terlaksana. "APBD kita hanya Rp 1,150 triliun. Dari jumlah ini, sekitar 51 persen dipakai untuk biaya langsung, yakni gaji pegawai dan biaya rutin lainnya. Sisanya sekitar Rp 500 miliar dianggarkan untuk banyak kepentingan. Jadi, menurut saya, hal yang tidak mungkin kalau pendidikan gratis diberlakukan bagi anak-anak didik di NTT," jelasnya sambil menambahkan, kewenangan kebijakan ini juga tidak pada gubernur melainkan pada bupati/walikota. "Jadi, materi kampanye ini cocok untuk menjadi bupati/walikota, bukan gubernur karena bukan porsinya," tambahnya.

Bukan pilih atlet tinju

John Dekresano juga menanggapi pelbagai penilaian miring terhadap paket Gaul sebagai kandidat tua. "Kalau ada calon yang muda, itu hanya umurnya saja. Untuk apa pilih yang muda kalau dia tidak berprestasi. Untuk apa pilih yang muda kalau dia biasa-biasa saja. Gaul sudah berpengalaman memimpin dan rakyat NTT sudah menikmati hasil dari kepemimpinannya selama menjadi birokrat," tegas Dekresano.Jurkam lainnya, Elias Ludji Pau mengatakan, "Pilgub bukan untuk memilih atlet tinju. Kalau untuk atlet tinju, kita pilih yang muda. Pilgub NTT ini untuk memilih pemimpin yang bisa menakhodai NTT ke arah yang lebih baik. Dan, kriteria ini ada pada paket Gaul." Gaspar Ehok, diakui Ludji Pau, adalah sosok pemimpin yang tegas, cerdas, mengambil keputusan yang tepat pada setiap momen. Tak pernah berurusan dengan pihak berwajib karena KKN. Pada saat menjabat Kadispenda NTT, Gaspar Ehok mengembalikan sebuah mobil dinas mewah kepada Gubernur NTT meski mobil itu didapat karena prestasinya memimpin Dispenda NTT. Ini contoh pemimpin yang jujur. Mengembalikan apa yang bukan haknya. Dan, sosok Gaspar Ehok ini sangat cocok untuk pimpin NTT lima tahun ke depan. Kini, di NTT banyak maling, dan ini yang Gaul bersihkan nanti," ujar Ludji Pau.Jurkam Drs. Daniel Hurek menggarisbawahi pilihan PKB NTT terhadap paket Gaul karena dinilai mampu untuk mengatasi pelbagai 'penyakit' NTT saat ini seperti kemiskinan, gizi buruk, korupsi, ketertinggalan dan sebagainya.Alasan lainnya, kata Hurek, paket Gaul adalah figur bersih KKN, tegas, cerdas, jujur, berpengalaman, tahu memanage NTT lima tahun ke depan. "Saya tak pernah dengar Pak Gaspar berurusan dengan polisi karena curi uang rakyat. Saya tak pernah dengar Pak Gaspar bawa uang kantor ke rumah untuk kepentingan pribadi. Bahkan disebut-sebut KKN pun tak pernah. Singkatnya, Pak Gaspar dan Julius Bobo tak punya catatan buruk. Pemimpin seperti ini yang dibutuhkan NTT saat ini," tegas Hurek.Hurek juga mengingatkan pendukung Gaul agar mengawal proses pilgub terutama pada masa rawan usai pencoblosan, 14 Juni 2008. "Jangan hanya pergi coblos Gaul, tetapi kawal hasilnya selama perhitungan di TPS sampai di kelurahan/desa/kecamatan," ujarnya.

Atoin Meto

Jurkam Stanis Tefa, S.H, menyayangkan orang yang mengklaim dirinya Atoin Meto baru pada masa Pilgub NTT ini. "Pada saat atoin meto menderita, didera banyak masalah, tak ada yang memperhatikan. Kini, baru pada saat Pilgub NTT, ada yang turun ke desa menyebut diri atoin meto. Rakyat NTT sudah pintar dan sudah tahu siapa pemimpin yang dipilihnya," tegas Stanis.Kampanye paket Gaul ini dimeriahkan artis nasional, Margareth Mama Mia, Mama Saida dan Mama Dian dari Gaul Center Jakarta. Margareth tampil memukau dengan beberapa lagunya. Ia juga meriakkan yel-yel GAUL (Gubernur Anda Untuk Lima tahun) dan PILGUB (Pilih Gaspar dan Yulius Bobo). Margareth meminta simpatisan yang hadir mendukung dan memilih paket Gaul pada saat pencoblosan, 14 Juni 2008.Selama kampanye, pimpinan lima partai pengusung paket Gaul, Melky Ndarang (PNBK), Daniel Hurek (PKB), John Dekresano (PPDI), Stanis Tefa (Partai Pelopor), dan Piet Etidena (PKPI), juga tak henti-hentinya membakar emosi para pendukung untuk memilih paket Gaul pada 14 Juni 2008. Selain mereka, tim sukses dari Gaul Center seperti dr. Herman Man ikut membakar emosi warga untuk memenangkan paket Gaul. "Pada saat berada di bilik suara 14 Juni 2008 nanti, buka kertas suara baik-baik. Beri senyumanmu kepada yang nomor satu. Minta permisi baik- baik sebelum menatap gambar calon nomor dua (Gaul). Di nomor dua ini tataplah calon pilihan Anda itu dan coblos (lubangi) mulutnya dengan paku. Sebab, dari mulut itu nanti akan keluar kebijakan-kebijakan untuk membawa Flobamorata ini menuju NTT MAS. Sesudah mencoblos gambar nomor dua, sapalah tetangga Gaul yang berada di nomor tiga dan katakanlah padanya, "Maaf, kami sudah punya pilihan," pesan Melky Ndarang, jurkam PNBK dan Gaul Center.Sementara jurkamnas sebagaimana disampaikan Herman Man di Gaul Center, Jumat (30/5/2008) seperti Zannuba AC Wahid, MPA (Yeni Wahid), Eros Djarot, Meutia Hatta Swasono, H Mentik Budiwiyono, Drs. Muhyidin Arubusman, Yoseph Willem Lea Wea, Eko Suryo Santjojo, S.H, BI, Ir. Ristiyanto, Sulfan Linda, Semuel Samson dan Alberth Banunaek tidak terlihat pada kampanye ini. Para jurkamnas ini akan tampil pada kampanye penutupan paket Gaul di Waikabubak, Sumba Barat, Sabtu (7/6/2008), bersama artis Margareth Mama Mia dari Gaul Center-Jakarta.Mulai Sabtu (31/5/2008), paket Gaul berkampanye pada zona satu dimulai dari Kota Kupang menyusul Belu (Atambua, Betun), TTU (Kefamenanu, Eban), SoE, Kabupaten Kupang (Takari, Oesao), Alor (Kalabahi, Alor Kecil) dan Rote Ndao. Kampanye pada zona satu ini berlangsung hingga Rabu (4/6/2008).

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Kapan Indonesia mau maju lha wong pendidikan politik yang diajarkan pemerintah kurang. Rakyat cuma coblos trus ngapain? Gak tau Pasrah itu mungkin yang dilakukan. Modal kebangkitan bangsa adalah partisipasi rakyat dalam pemerintahan baik itu monitoring maupun pemilihannya.
oiya pasang widget infogue.com. Bisa nambah pengunjung lho.
kayak diblog gue:
http://www.padhepokananime.blogspot.com/
artikel anda aku submit di:
http://politik.infogue.com/badai_berlalu_gaul_maafkan_lawan_politik

Kompas.Com - Nasional